"Sewaka Widya Budaya"

Susastra Hindu: Refleksi dan Etika Bermedia Sosial

SUSASTRA HINDU: REFLEKSI DAN ETIKA BERMEDIA SOSIAL

I Gede Mardi Yasa

theymantritutuan12345@gmail.com

 

Susastra Hindu merupakan sebuah pemikiran para pujangga yang memiliki subah pesan yang sangat dalam dan sangat terikat dengan perkembangan zaman. Selain itu, susastra Hindu juga sering digunakan sebagai sarana pelengkap dalam tata laku masyarakat Hindu dalam melangsungkan kegiatan keseharian maupun dalam melangsungkan kegiatan sebuah ritula keagamaan. Setiap susastra Hindu yang berkembang dimasyarakat memiliki berbagai sebuah pesan dan amatan yang perlu didalami dan dicari kebenarannya karena dalam sastra memiliki sebuah multitafsir karena setiap pembaca memiliki sebuah kebenaran yang subjektif.

Perkembangan masa yang semakin pesat dan semakin menyeluruh saat ini banyak generasi muda akan lupa dengan susastra Hindu yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menjalankan kehidupan maupun ritual keagamaan. Dewasa ini, susatra Hindu tidak hanya dapat digunakan sebagai landasan dalam melangsungkan kehidupan maupun ritual keagamaan. Tetapi, bisa merefleksikan pesan-pesan dari isi susatra Hindu yang telah diyakini serta sudah dijadikan sebagai sebuah dasar yang sangat fundamental dikehidupan masyarakan umum.

Masyarakat dewasa ini, sudah mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat berkembang bahkan sekarang sedang menyongsong masa 5.0 yang sangat dinantikan oleh masyarakat luas. Ini sudah barang tentu menjadi sebuah penantian yang seakan-akan perlu adanya sebuah penyesuain dan pembinaan kedepannya agar tidak terjadi sebuah problem dalam melangsungkan masa 5.0. Yang terpenting dalam hal ini adalah adanya suatu pengawasn yang ketat dan menyeluruh terhadap generasi muda apalagi yang masih dibawah umur karena pada  masa tersebut masih labil dan ingin mengetahui berbgai sebuah konten yang beredar di media sosial.

Selain, adanya sebuah pengawasan yang ketat dan sesuai dengan undang-undang dan zaman perlu adanya sebuah refleksi dari catatan yang sudah lama tertinggal dan tersusun rapi dalam keterpurukan. Dalam catatan susastra Hindu yang sudah lama terbungkam akan telaga zaman perlu adanya sebuah penggalian makna dan pengamatan terhadap implentasi. Sudah selayaknya dalam menggunakan rmedia sosial melihat kembali sebuah susastra Hindu yang menjadi sebuah fundamental yang sangat penting untuk dicari sebuah garis besar dan makna yang dalam.

Refleksi Bermedia Sosial dalam Susatra Hindu

Refleksi adalah sebuah cerminan atau gamabaran yang dijadikan sebuah amatan akan implementasi dari sebuah catatan yang sudah lama terdiam dalam telaga zaman. Merefleksikan ini perlu adanya sebuah kesepakatan dengan diri sendiri maupun khalayak umum. Karena dalam merefleksikan perlu adanya sebuah pandangan maupun sebuah pola pikir yang nantinya menjadi sebuah keharusan dan keaktifan dari diri sendiri yang dapat dijadikan sebgai refleksi adalah beberapa teks yang sudah lumrah tetapi kaya akan makna dan pesan didalamnya.

Nitisastra merupakan salah satu teks yang membahas banyak hal yang patut dijadikan sebuah tauladan dan sebuah dasar dalam melakukan sebuah kehidupan. Karena pada sarnya susatra hindu mengajarkan akan makan serta pesan kehidupan. Ketika menggunakan rmedia sosial pun penting adanya untuk mengunakan susatra Hindu sebgai dasar agar tidak terjadi hal-hal diluar nalar yang dapat memicu akan kegaduhan dan timbulnya sebuah konflik dam memutus sebuah tali persuadaraan. Nitisastra sargah V.3 yang berbunyi sebagai berikut.

Wasita nimitanta manemu laksmi

Wasita nimitanta manemu pati kapngguh

Wasita nimitanta manemu duka

Wasita nimitanta manemu mitra

Terjemahan:

Dari perkataan menemukan kebahagian,

Dari perkataan juga menemukan sebuah kematian

Dari perkataan pula mendapatkan sebuah kesengsaraan

Dari perkataan pun mendapatkan sahabat.

Dari kutipan diatas dapat ketahui bahwa perkataanlah yang paling penting dalam kehidupan ini. Dengan kata lain, komonikasi yang baik akan memunculkan sebuah etikanya bagus dalam berkomonikasi maka dengan mudahnya menemukan sebuah kebahagian ataupun teman sejati. Begitu pun dalam media sosial ketika menggunakan dengan bijak baik itu  whatsApp, Facebook, Ingstagram, maupun yang lainnya. Hal itu, yang dapat menjadi sebuah refleksi dalam media sosial karena itu sangat prinsip dan media sosial yang penting adalah ketakasan dalam pemaknaan terhadap posting yang di uplaod di media sosial.

Selain dari susastra Hindu dalam paribahasa pun diungkapkan yakni “mulutmu harimaumu.” Jika ditelisik lebih dalam bahwa ini menandakan penting adanya sebuah tata bicara dalam berkomonikasi dalam keseharian maupun dalam di rmedia sosial. Kutipan ini juga sejalan dengan susastra hindu yakni kutipan Nitisastra diatas yang berkembang di masyarakat dan telah memiliki sebuah makna yang sangat dalam. tetapi, diera 4.0 yang tergeser adalah paribahas itu yang dulunya “mulutmu harimaumu” akan tetapi, diera saat ini adalah “jarimu harimaumu.” Artinya, bahwa denga jari kita akan mendapatkan sebuah kebahagian maupun kesengsaraan. Karena dalam media sosial yang terpenting adalah mampu memberikan sebuah wawasan atau menikmati dari apa yang kita lihat di media sosial.

Disinilah perlu adanya sebuah pembumian teks yang telah menjadi sebuah toleransi dan telah menjadi sebuah kebanggan masyarakat Hindu. Selain, etika dalam bermedia sosial perlu juga dibuatkan sebuah kesepakatan tentang etika dan tata laku dalam membuat sebuah konten yang ditayangkan di publik. Karena pada saat ini sudah ada beberapa konten ataupun chanel yang menyimpang dari tata susila Agama Hindu.. Apakah dengan itu, dapat membangkitkan sebuah rasa persaudaraan maupun rasa toleransi generasi muda terhadap sahabat maupun peka dengan situasi lingkungannya ?

Dalam Kakawin Arjuna Wiwaha dijelaskan “Wretekang japa mantra yan kaslimur dening rajas tamas.” Banyak masyrakat yang menggunakann media sosial meperhatinkan bagi perkembangan generai muda karena pikiran tau Citta masih diselimuti akan rajas dan tamas. Dinilah perlu adanya sebuah pengembalian nilai luhur yang telah lama terpendam dalam telaga zaman. Dan sudah selayaknya generasi muda kembali ketatan teks sebagai dasar agar ada yang diajadikan sebuah landsan dan dasar yang kuat agar tidak terkoyahkan oleh zaman yang berkembang dengan pesatnya dalam kehidupan.

Dari beberapa kasus yang terjadi saat ini sudah selayaknya semua kalangan agar melek terhadap hal itu. Bahkan orang tua di rumah karena orang tua memiliki sebuah peranan yang sangat penting akan kemajuan dan pengawasan dari perkembangan anaknya. Karena dengan pengawasn yang ketak dan pembumian dari nilai-nilai luhur dari susastra dan dari susatra tersebut muncul sebuh susila atau etika yang patut diikuti dalam bermedia sosial. Karena dengan etika yang baik dan benar maka munculnya sebuah estetika yang indah dalam media sosial tersebut. Disnila perlu adanya sebuah keseimbang dari undang-undang ITE dan susastra Hindu. Karena sujatinya kedua hal tersebut tidak dapat terpisahkan dan keduanya merupakan sebuah satu ikatan yang saling menopang antar satu sama lain. Tetapi, akankah hal tersebut dapat terwujud ?

0 0 votes
Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Rekomendasi Essay
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Scroll to Top