"Sewaka Widya Budaya"

Pendidikan Hindu dalam Jeratan Pandemi Covid-19-Amatan dan Refleksi

PENDIDIKAN HINDU DALAM JERATAN PANDEMI COVID-19 [AMATAN DAN REFLEKSI]

I GEDE MARDI YASA

theymantritutuan12345@gmail.com

Pendidikan adalah sebuah ranah yang harus diikuti oleh anak-anak yang diiming-imingi berbagai pesan-pesan yang sangat relatif dan sesuia dengan kemampuannya akan dijanjikan sebuah keberhasilan yang nanti menjadi sebuah keharusan yang memang ditempuh oleh setiap anak agar mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kemampuanya. Pada pendidikan yang didapatkan juga sudah selayaknya yang dapat membuka sebuah cakrawala dari setiap anak yang selayaknya menjadikan anak tersebut mengetahui serta mendalami dari dunia pendidikan itu. Disinilah perlunya sebuah peran penting dari berbagaia elemen yang sehaurnya memberikan sebuah setimulus baik material maupun  non material yang sudah selayaknya menjadikan anak itu mampu mengikuti perkembangan zaman.

Tetapi, semua angan-angan dari peserta didik akan terputus di tengah jalan yang semakin mengakibatkan setiap peserta didik menurunkan kemamuanya untuk mengikuti pendidikan secara formal dan bahkan kebanyakan peserta didik yang mengabaikan dirinuya bahwa ia merasa bahwa pendidikan sudah tidak penting baginya. Disinilah perlu dilakukannya sebuah perubahan dan peeberlakukan dari new normal yang sesuai. Dan sekolah-sekolah dapat dibuka sesuai dan pembelajaran sesuai dengan prokes yang ketat. Tetapi, selama ini masih banyak yang peserta didik yang lengah akan hal tersebut malahan ia asik dengan duninya sendiri.

Penularan dari virus Covid-19 yang semakin merajalela sampai merongrong berbagai kalayak mulai dari pendidikan sampai ke tata laku masyarakat. Bahkan pemebritaan yang juga semakin seram dan menakut-nakuti masyarakat. Sehingga masyarakat pun merasakan ketakutan yang sangat-sangat drastis. Tapi, yang lebih parah adalah dalam dunia pendidikan karena berbagai upaya suda dilakukan oleh pemrintah akan tetapi tetap masih seperti ini yang dirasakan oleh peserta didik. Dengan berbagai kasus yang dirasakan oleh peserta didik maka perlu adanya sebuah sentuhan dari berbagai elemen untuk ikut serta ambil andil dalam menyambung sebuah peadaban dari aksara yang semakin suram dan diamabang kesurupan yang nantinya dapat menjadikan peserta didik lupa akan kewajibannya serta lupa dengan tugas serta etika yang seoatunya ia patuhi dalam pemebelajaran luring. Sudahkah dapat teraatasi sampai ke akarnya?

Pendidikan VS Covid-19 diambang “Kasurupan

Pendidikan di Indonesia khusunya di Bali sejatinya sudah berjalan sejak lama penjajahan belanda [kolonial] yang mengakibatkan lahirnya pengarang dan penulis yang sangat mumpunin di bidangnya. Dari perjalanan yang panjang banyak sekali terjadi suatu pasang surat dari adanya suatu pendidikan di Indonesia yang mengakibatkan dari kalangan pemerintah mengambil suatu tindakan agar pendidikan di Indonesia dan di Bali khususnya mengunakan suatu metode pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman agar dapat mempertahankan dari pendidikan di Indonesia.

Selama ini, bahwa pendidikan seakan-akan tidak mengalami suatu permasalahan yang sangat serius hanya saja dari internal sekolah saja tidak ada permasalahan yang terlalu riskan dari eksternal. Teteapi, di era yang serba keknian dan serba digitalisasi kebanyakan para peserta didik yang menggunakan metodenya untuk mengindari dari pembelajaran yang ia tidak sukai sehingga dapat menimbulkan suatu problematika yang dapat menjadikan suatu kegaduhan yang menimbulkan rasa ketakutan yang tinggi.

Padahal jika di pahami kasusnya bahwa dalam kepercayaan Hindu pendidikan sangatlah penting dilihat dari presfektinya bahwa pendidikan amat penting dalam pembentukan karakter dan pola pikir yang intlektual. Tetapi, selama pengamatan di lapangan bahwa adanya oknum-oknum yang menggunakan pendidikan sebagai jalan tengah untuk menmukan suatu penyelesaian dirinya. Cara-cara yang digunakan selama ini ada oknum yang menggunakan cara kasurupan.

Kasurupan jika dilihat dari linguistiknya bahwa memiliki kata daras surup yang artinya lupa. Mendapatkan suatu konfiksasi ke + an yang menjadikan kata itu bekerja secara aktif. Dapat di artikan bahwa kasurupan tersebut adalah lupa/kelupaan yang mengakibatkan peserta didik lupa akan tanggung jawab dan lupa dengan kewajibannya dan malahan cara ini digunakan untuk mendapatkan suatu perhatian khusu di kalangan sekolah maupun di lingkungan rumah. Tetapi, sebagai mahasiswa ataupun sisiwa Hindu yang memiliki intlektual tinggi sebanarnya cara ini sangatlah menyimpang dari adanya suatu fenomena yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan.

Sebelum masuknya virus Covid-19 yang melanda berbagai sektor salah satunya pendidikan di Indonesia bahkan di Bali pada khusunya bahwa banyak tantanan yang dirubah sehingga banyak terjadi pergantian baik dari tata klola maupun dalam sistem kependidikannya yang digantikan dengan media daring mengunakan berbagai vitur untuk menunjang dari pendidikan. Sejatinya, jika kita perhatikan secara seksama bahwa dalam situasi pandemi Covid-19 ini seakan-akan peserta didik mengalami suatu kesurupan. Karena di era sekarang yang serba daring peserta didik banyak yang mengahalkan segala cara dan Menyelesaikan semua sistem kependidikan baik tugas maupun yang lainya adalah orang tuanya. Lalu tugas peserta didik di mana pada saat situasi pandemi covid -19 apakah peserta didik tersebut menjadi kesurupan ? untuk itu, makanya perlunya dukungan dari sektor terkait untuk memastikan dan memberikan suatau pembinaan serta pengawasan yang ketat terhadap peserta didik.

Pendidikan Arus Balik

Situasi Pandemi mengakibatkan perubahan di segala sektor baik itu perekonomian, tata laku masyarakat, dan pendidikan. Saya, kira hanya orang yang transmigrasi memiliki sistem arus balik. Ternyata di dunia pendidikan pun mengikuti tren seperti arus balik pendidikan. Arus balik dalam dunia pendidikan yakni peserta didik dikembalikan ke rumahnya dan menuntut pendidikan dengan menggunakan sistem daring [dalam jaringan].

Selama kurun waktu dua tahun, bahwa pendidikan dilakukan dengan sistem daring malahan peserta didik banyak yang lupa terhadap tanggung jawabnya dan banyak muncul kasus-kasus pernikahan di usia dini dan banyak pula terjadi suatu penyelewengan dari tatanan pendidikan. Sebenarnya jika dicermati bahwa pendidikan dengan arus balik adalah menambahkan karakternya akan tetpai malah banyak peserta didik yang tidak teratur dengan etika dan estetikanya. Dimanakah yang salah ?

Untuk menjawab, hal tersebut perlu adanya suatu kajian dan pengmatan yang lebih jauh terhadap sistem pendidikan maupun sistem yang harus di reduksi kembali. Karena sisitem pendidikan secara formal berbeda dengan pendidikan yang secara nonformal. Nah, disinilah perlunya suatau imbangan serta penyelarasan yang sesuai dengan perkemnbangan zaman.

Penutup

Pendidikan di Indosia sudah ada sejak masa penjajahan kolonian belanda yang berkembang sampai saat ini. Dari proses yang panjang dan sangat panjang pastinya adanya suatau ketidak sesuaian antar satu dengan yang lainya. Dua tahun belakangan bahwa Indonesia dan Bali di landa virus Covid-19 yang mengakibatkan suatu pendidikan yang dalam jeratan kesurupan. Peserta didik banyak memanfaatkan momen ini untuk melakukan suatu tindakan di luar nalar seorang intlektuan. Lalu yang salahnya di mana ? sampai ini selesai belum di pastikan di mana letak permasalannya.

0 0 votes
Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Rekomendasi Essay
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Scroll to Top