"Sewaka Widya Budaya"

Segara Danu Negara : Jadi Tampilan Duta Kabupaten Bangli dalam Ajang PKB XLV dengan Materi Peed Aya (Pawai)

Duta Kabupaten Bangli

DENPASAR-PKB. (18/6) Kabupaten Bangli ikut serta dalam pementasan kesenian dalam ajang pesta kesenian Bali ke-XLV dengan materi peed aya (pawai). Yayasan Gringsing Agung Bali sebagai Duta Kabupaten Bangli dengan menggarap materi peed aya (pawai) yang berjudul Segara Danu Nagara. Pementasan bertempat di Lapangan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), Kota Denpasar.

Garapan ini dijadikan pementasan dalam peed aya dengan mengambil lokalitas Bangli. Bangli memiliki berbagai cerita unik dan lisan. Sejatinya perlu adanya sentuhan berupa tarian maupun tulisan. Cerita yang diambil ini merupakan sebuah cerita yang berkembang di masyarakat tentunya sudah turun temurun. Cerita ini sudah diketahui oleh berbagai kalangan masyarakat. Cerita yang diangkat dalam pementasan peed aya ini. Cerita ini dibagikan oleh Dinas Kebudayaan sehingga mengacu kepada tema PKB ke-XLV esensi yang berkaitan dengan Segara Kerthi.

Duta Kabupaten Bangli

Duta Kabupaten Bangli dengan semangat menggarap cerita kedalam tari maupun tabuh/gambelan. Pementasan ini digarap dari bulan januari sampai awal juni. Garapan ini melewati berbagai tantangan dan permasalahan yang menjadi hal biasa dalam penggarapan.

Pada kesemapatan ini duta kabupaten Bangli menggajak 150 seniman yang terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok tersebut yakni Kelompok 1 membawa Papan Nama, Tari Maskot Kabupaten Bangli, Uparengga, diiringi Gong Suling. Kelompok 2 membawakan Tari Rejang Lampion, Baris Bajra, diiringi Gong Baleganjur dengan Tabuh Bebonangan Bebanglian. Serta kelompok 3 membawakan atraksi tematik yang diiringi tabuh semar pegulingan. Terakhir maket gunung batur yang dilengkapi dengan danau batur sebagai ikonik Kabupaten Bangli.

Wirayasa selaku ketua Yayasan Gringsing Agung Bali menuturkan. “Kami menggarap dengan berbagai tahapan yang sangat alot, paling awal kami menyusun cerita dan mencari sumber cerita dan tarian. Tarian yang sulit mendapatkan sumbernya adalah tari Rejang Lampion, akhirnya kami garap menjadi kreasi baru dari Yayasan. Kami mengambil tarian yang sifatnya tradisi yang memang sudah ada sejak dahulu yakni tari Baris Bajra. Penggarapan ini berlangsung dari awal januari sampai juni dengan berbagai mekanisme. Sehingga menjadi pementasan yang bagus dan elegan ditonton oleh semua kalangan masyarakat.” pungkasnya.

Yayasan Gringsing Agung Bali menggarap tari yang memang sampai saat ini tidak ada tarian tersebut. Sehingga menjadi hasil buah karya baru dari yayasan. Tujuan dari pembuatan tarian ini adalah sebagai pelengkap dari pementasan yang mengambil cerita Segara-Danu-Negara. Secara ensensi terkait dengan cerita Dalem Balingkang di Kintamani.

D Arnama selaku salah satu tim penggarap cerita menuturkan bahwa sejatinya semua ini garapan dari tim. Juga sokongan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kabupaten Bangli yang selama ini dengan penuh semangat mendukung garapan ini. “Garapan ini kami garap bersama tim penggrap yang dengan penuh semangat dan juang. Sehingga garapan ini menjadi sebuah garapan yang estetik. Secara esensi garapan ini sejatinya didukung oleh semuan kalangan. Sehingga dapat menjadi garapan yang apik dan elegan dibawakan dalam PKB ke-XLV.” Tandasnya.

Pementasan pun berjalan dengan baik dan apik dalam pementasan dan pengemasannya. Sehingga mendapatkan apresiasi dari penonton dan juga Pemda Bangli sehingga semuanya berjalan dengan lacar.            

REKOMENDASI BERITA
Scroll to Top